Pati, GlobalPers – Anggota DPRD Kabupaten Pati, Muhamadun menyarankan agar petani di Kabupaten Pati bisa
menggunakan metode ini sebagai pengendali hama tikus.
“Penggunaan burung hantu sebagai pengendali tikus tidak memerlukan biaya dan
tenaga yang besar. Burung hantu akan datang secara sendirinya ke lokasi-lokasi
yang terdapat banyak tikus, yang merupakan mangsanya,” jelasnya.
Lanjut, pihaknya mendorong pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk
bersama-sama menangani hama tikus. Langkah yang perlu dilakukan adalah
memberikan fasilitas rumah burung hantu (rubuha).
Burung hantu memang merupakan musuh alami hama
tikus dan sering digunakan oleh petani sebagai cara pengendalian hama
tikus yang ramah lingkungan.
Burung hantu terbukti efektif dalam mengendalikan hama tikus, bahkan dapat
menurunkan angka serangan tikus pada tanaman muda hingga 5%.
Oleh karenanya,“Cukup difasilitasi
rubuha di sekitar areal persawahan, mereka akan menetap di lokasi tersebut,”
tandasnya.
Burung hantu dipilih sebagai predator dikarenakan memiliki
kemampuan mendeteksi mangsa dari jarak jauh. Bahkan sampai jarak 500 meter.
“Hewan ini memiliki pendengaran yang sangat tajam serta mampu terbang dan
menyergap mangsanya dengan cepat tanpa suara,” jelasnya.
Sebagai pejabat legislatif, Mukit berharap petani tidak lagi memakai jebakan
tikus beraliran listrik. Mengingat, banyak kasus orang yang meninggal akibat
jebakan tersebut. Red
