Pati, GlobalPers
– Suharto salah satu perajin tahu asal Desa Blaru, Kecamatan Pati mengaku
keberatan dengan naiknya harga kedelai akhir-akhir ini.
Pengusaha
tahu dan tempe di Kabupaten Pati mengeluhkan kenaikan harga komoditas kedelai.
Pasalnya, kenaikan harga ini menyebabkan penjualannya semakin merosot.
Kenaikan
harga tersebut, menurutnya sudah terjadi sekitar dua minggu. Kendati demikian,
pihaknya tetap harus memproduksi, meskipun harga kedelai naik signifikan.
Menyikapi
persoalan tersebut, anggota DPRD Pati Muhammadun meminta kepada dinas terkait
dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perinsmdustrian (Disdagperin) segera
mengambil langkah-langkah untuk menekan melonjaknya harga bahan baku tahu dam
tempe itu.
“Segera
dimonitor pasarnya. Jangan sampai kecolongan, apalagi sebentar lagi bulan
Agustus. Sehingga alangkah lebih tepatnya jika dipantau mulai sekarang, ”
ujarnya menanggapi kenaikan harga kedelai di pasaran tersebut.
Ia mendesak hal itu, katena kondisi ekonomi saat ini cukup merepotkan. Belum lagi fenomena harga minyak goreng juga menimbulkan keresahkan, ditambah lagi harga kedelai yang melambung. “Jadi mohon lah ini diprioritaskan karena menyangkut kepentingan masyarakat luas,” imbuhnya. Gos/Sol